Anak adalah amanah Allah. Merawat dan membimbingnya dengan baik dan tepat merupakan kewajiban setiap orang tua. Maria Montessori, doktor dalam bidang kedokteran asal Itali yang menaruh minat besar pada persoalan pendidikan di tahun-tahun awal kehidupan anak, menekankan tentang pentingnya latihan hidup praktis bagi anak sejak usia dini. 5 tahun pertama adalah masa keemasan anak untuk belajar dari orang sekitarnya. Apa yang di lihat, di dengar begitu cepat di rekam oleh mereka. Bila contoh yang di lihat baik anak akan menjadi baik, bila sebaliknya anakpun akan bersikap yang sebaliknya.
Kita tentu masih ingat dengan Sandi, bocah balita usia 4 tahun yang bergaya dan bersikap layaknya seperti orang dewasa. Merokok dan suka begadang hanyalah satu contoh perilaku orang dewasa yang ditelan mentah-mentah oleh Sandi. Dia belajar secara 'instan' dari perilaku orang dewasa yang ada di sekelilingnya. Dan dalam waktu kurang lebih 2 tahun(Sandi mulai mengeanal pada saat usia 2 tahun). Sandi meniru dengan 'pas' tingkah orang dewasa. Lihat, cara dia memegang rokok, tak ubahnya lelaki dewasa, begitupun cara dia bicara. Dan Kalo kita lebih jeli, masih banyak Sandi-Sandi lainnya di sekitar kita yang terpaksa menjadi gede sebelum saatnya.
Di daerah tempat tinggal(Bumiayu), kerap diadakan festival band. Peserta dan penontonnya adalah anak-anak yang baru gede' tapi berpenampilan gaya rocker. Ini sangat memprihatinkan. Dengan gaya 'metal', baju dan kaos serba hitam, telinga di 'tindik', rambut di cat dengan berbagai warna , hidup bergerombol, pindah dan menjajaki satu kota ke kota lainnya dengan cara naik dan menghadang truk . Kadang hati bertanya, mereka punya orang tua atau tidak, punya rumah atau tidak.. Sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Karena saya yakin mereka pasti punya orang tua, punya rumah..Tapi, kenapa mereka seperti tak rindu pulang ya? Bagaimana orang tuanya.Tidakkah mereka merasa kehilangan... Anak yang masih bau kencur hidup menggelandang..? Semakin melihat wajah-wajah mereka, semakin jelas tak adanya benang merah antara orang tua dan anak. Hati mereka semakin jauh dengan 'rumah'/ orang tua. Kenapa ini terjadi..? Batin saya terus di penuhi sejuta tanya dan keprihatinan. Dan Saya tidak yakin mereka dari kalangan keluarga yang tidak punya. Dari Hape yang ada di tangan, merek sepatu, dan jam tangan yang ber merk lumayan mahal, menandakan bahwa mereka berasal dari keluarga yang mampu. Sedih ya...
Ketika saya bertanya ke salah satu dari mereka, apakah mereka memiliki rasa kangen terhadap rumah dan kedua orang tuanya..tidak! jawaban yang tidak mengagetkan, karena sudah saya duga sebelumnya. Tapi kenapa...?
Ya, Bergaul untuk anak memang merupakan pemenuhan salah satu hak berkembangnya. Karenanya kita sebagai orang tua perlu memberi wawasan tentang lingkungan di luar rumah sedini mungkin kepada mereka. Supaya mereka tidak menjadikan rumah hanya sekedar untuk tidur, makan dan 'minta' uang. Di luar rumah mereka akan bertemu dengan berjuta kepala, dengan berjuta tipe dan karakter. Kita harus siap 24 jam untuk memonitoring mereka.
Caranya antara lain kita memberi pagar di hati nurani mereka. Pagar iman dan kepercayaan yang baik dari kita. " Saya percaya kamu bisa menjaga diri". Itu yang kerap saya ucapkan ke anak setiap anak mau pergi main bersama teman-temannya. Mudah-mudan dengan menganggap anak juga manusia, yang perlu kita hormati pendapat-pendapatnya, perlu pengertian dari kita. Mudah-mudahan Anak-anak kita akan lebih siap menghadapi tantangan di luar rumah dengan segala kompleksitasnya. di lingkungan mereka bergaul untuk sekarang dan kelak, akan siap terjun di masayarakat. Mudah- mudahan anak-anak kita kuat dan tegar. Kita membangun jiwa mereka dengan penuh cinta dan hormat terlebih dahulu. Diharapkan mereka juga akan menghormati dan mencintai kita orang tuanya.
Ya, di rumahlah faktor pembentuk atama dan pertama. Bila rumah sudah berfungsi sebagai tempat yang memberikan kesejukan untuk anak-anak, maka ke mana pun anak pergi, rumah tetap menjadi referensi utama bagi anak. Saat anak ada masalah, mereka tahu ke mana harus berbicara.
Karenanya, Mari kita bentangkan tangan kita, para orang tua....agar anak-anak merasa....di rumahlah mereka harus pulang, Sebab....rumah telah menyediakan cinta..kesejukan dan kebahagiaan...
Baca Selengkapnya »»