Senin, 11 April 2011

Melepas Anak Bergaul

Anak adalah amanah Allah. Merawat dan membimbingnya dengan baik dan tepat merupakan kewajiban setiap orang tua. Maria Montessori, doktor dalam bidang kedokteran asal Itali yang menaruh minat besar pada persoalan pendidikan di tahun-tahun awal kehidupan anak, menekankan tentang pentingnya latihan hidup praktis bagi anak sejak usia dini. 5 tahun pertama adalah masa keemasan anak untuk belajar dari orang sekitarnya. Apa yang di lihat, di dengar begitu cepat di rekam oleh mereka. Bila contoh yang di lihat baik anak akan menjadi baik, bila sebaliknya anakpun akan bersikap yang sebaliknya.

Kita tentu masih ingat dengan Sandi, bocah balita usia 4 tahun yang bergaya dan bersikap layaknya seperti orang dewasa. Merokok dan suka begadang hanyalah satu contoh perilaku orang dewasa yang ditelan mentah-mentah oleh Sandi. Dia belajar secara 'instan' dari perilaku orang dewasa yang ada di sekelilingnya. Dan dalam waktu kurang lebih 2 tahun(Sandi mulai mengeanal pada saat usia 2 tahun). Sandi meniru dengan 'pas' tingkah orang dewasa. Lihat, cara dia memegang rokok, tak ubahnya lelaki dewasa, begitupun cara dia bicara. Dan Kalo kita lebih jeli, masih banyak Sandi-Sandi lainnya di sekitar kita yang terpaksa menjadi gede sebelum saatnya.

Di daerah tempat tinggal(Bumiayu), kerap diadakan festival band. Peserta dan penontonnya adalah anak-anak yang baru gede' tapi berpenampilan gaya rocker. Ini sangat memprihatinkan. Dengan gaya 'metal', baju dan kaos serba hitam, telinga di 'tindik', rambut di cat dengan berbagai warna , hidup bergerombol, pindah dan menjajaki satu kota ke kota lainnya dengan cara naik dan menghadang truk . Kadang hati bertanya, mereka punya orang tua atau tidak, punya rumah atau tidak.. Sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Karena saya yakin mereka pasti punya orang tua, punya rumah..Tapi, kenapa mereka seperti tak rindu pulang ya? Bagaimana orang tuanya.Tidakkah mereka merasa kehilangan... Anak yang masih bau kencur hidup menggelandang..? Semakin melihat wajah-wajah mereka, semakin jelas tak adanya benang merah antara orang tua dan anak. Hati mereka semakin jauh dengan 'rumah'/ orang tua. Kenapa ini terjadi..? Batin saya terus di penuhi sejuta tanya dan keprihatinan. Dan Saya tidak yakin mereka dari kalangan keluarga yang tidak punya. Dari Hape yang ada di tangan, merek sepatu, dan jam tangan yang ber merk lumayan mahal, menandakan bahwa mereka berasal dari keluarga yang mampu. Sedih ya...

Ketika saya bertanya ke salah satu dari mereka, apakah mereka memiliki rasa kangen terhadap rumah dan kedua orang tuanya..tidak! jawaban yang tidak mengagetkan, karena sudah saya duga sebelumnya. Tapi kenapa...?

Ya, Bergaul untuk anak memang merupakan pemenuhan salah satu hak berkembangnya. Karenanya kita sebagai orang tua perlu memberi wawasan tentang lingkungan di luar rumah sedini mungkin kepada mereka. Supaya mereka tidak menjadikan rumah hanya sekedar untuk tidur, makan dan 'minta' uang. Di luar rumah mereka akan bertemu dengan berjuta kepala, dengan berjuta tipe dan karakter. Kita harus siap 24 jam untuk memonitoring mereka.

Caranya antara lain kita memberi pagar di hati nurani mereka. Pagar iman dan kepercayaan yang baik dari kita. " Saya percaya kamu bisa menjaga diri". Itu yang kerap saya ucapkan ke anak setiap anak mau pergi main bersama teman-temannya. Mudah-mudan dengan menganggap anak juga manusia, yang perlu kita hormati pendapat-pendapatnya, perlu pengertian dari kita. Mudah-mudahan Anak-anak kita akan lebih siap menghadapi tantangan di luar rumah dengan segala kompleksitasnya. di lingkungan mereka bergaul untuk sekarang dan kelak, akan siap terjun di masayarakat. Mudah- mudahan anak-anak kita kuat dan tegar. Kita membangun jiwa mereka dengan penuh cinta dan hormat terlebih dahulu. Diharapkan mereka juga akan menghormati dan mencintai kita orang tuanya.

Ya, di rumahlah faktor pembentuk atama dan pertama. Bila rumah sudah berfungsi sebagai tempat yang memberikan kesejukan untuk anak-anak, maka ke mana pun anak pergi, rumah tetap menjadi referensi utama bagi anak. Saat anak ada masalah, mereka tahu ke mana harus berbicara.

Karenanya, Mari kita bentangkan tangan kita, para orang tua....agar anak-anak merasa....di rumahlah mereka harus pulang, Sebab....rumah telah menyediakan cinta..kesejukan dan kebahagiaan... Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 09 April 2011

Dari Gambar ke Tulisan..

Salah satu sebab buku tulisan cerita atau novel itu enak dibaca ialah bahasa lukisannya mudah dipahami mendukung isi cerita/tulisan mari berlatih melukis dengan kata http://www.facebook.com/album.php?aid=2095337&id=1592115647&l=1b203ae7af Baca Selengkapnya »»

Rabu, 06 April 2011

Antara Sukses dan Bahagia

Siapa yang tidak ingin bahagia? Siapa yang tidak ingin sukses?
Apa sih yang kita cari dalam hidup ini? Serempak kita akan menjawab “kebahagiaan”. Lantas, berbagai carapun kita tempuh demi mendapatkan kebahagiaan itu. Tapi kenyataannya, masih banyak diantara kita yang tidak menemukan kebahagiaan. Mengapa bisa demikian? Apakah ada sesuatu yang salah sehingga kebahagiaan tidak kunjung kita rasakan?

Apakah hati kita akan bahagia kalau kita telah menjadi orang sukses ataukah sebaliknya, kebahagiaan akan membawa kita kepada kesuksesan? Selama ini banyak dari kita yang memahami bahwa yang bisa bikin kita bahagia adalah sesuatu yang enak, bagus dan menyenangkan. Misal kita memiliki wajah cantik, tubuh ideal, otak encer, terkenal, dan mempunya kantong ajaibnya Dora Emon pasti kita bahagia. Benarkah ?

Apakah setiap orang yang telah berhasil; para penulis terkenal, selebritis ngetop, pengusaha yang kaya raya, yang sukses dalam karir pasti mereka bahagia? Benarkah sukses membawa kepada kebahagiaan? Tapi kenapa banyak dari mereka yang mengakhiri hidup dengan kematian yang tragis? Ambil contoh Marilyn Monroe, ia nampak kelihatan sempurna, cantik, ngetop, kaya raya dan terkenal. Namun ternyata ada satu hal yang membuatnya tidak bahagia sehingga ia merasa perlu mengakhiri hidup dengan bunuh diri? Jadi apa itu sukses? Apa itu bahagia? Sukses dan bahagia ibarat telur dan anak ayam.Masing-masing orang mempunyai pemahaman sendiri-sendiri. Sukses dulu kemudian kita bahagia ataukah sebaliknya? Atau mungkin juga sukses dan bahagia itu merupakan dua hal yang bertentangan?

Ya, kebanyakan orang berpikir, “Saya akan bahagia kalau saya sukses.”Padahal fakta yang sebenarnya terjadi adalah, “Kita akan Sukses kalau kita bahagia!”
Kita umpamakan "Ibu" adalah kebahagiaan, anak adalah kesuksesan. Ibu yang bahagia akan terpancar pada anak-anaknya yang juga bahagia. jadi bukan sebaliknya! Makanya, bila sebelum sukses kita tidak bahagia, maka percayalah… ketika kesuksesan telah kita raih (entah itu harta berlimpah, menikah, punya anak, jabatan tinggi, terkenal, pendidikan tinggi, dkk) kita tetap tidak akan bahagia.

Bahagia sesungguhnya ada tanpa syarat apa pun. Kita bisa bahagia saat ini, di sini, tanpa perubahan apa pun. Satu-satunya yang diperlukan untuk berubah adalah kadar keikhlasan alias penerimaan dalam hati kita. Sepanjang hati kita dipenuhi rasa syukus atas segala yang telah Tuhan berikan kepada kita, maka kita akan bahagia.

Perlu dicermati bahwa sukses dan bahagia sesungguhnya dua hal yang berbeda. Untuk sukses, kita harus pandai-pandai memilih tindakan. Namun untuk meraih kebahagaiaan, memilih tindakan saja tidak cukup. Kita juga harus mampu mengelola pikiran. Jadi untuk bahagia kita tidak membutuhkan apa-apa. Hanya butuh kita sendiri. Ya, untuk memilih pikiran-pikiran yang positif sehingga kita senantiasa diliputi kebahagiaan.

Dan apabila kita telah mampu melebarkan sayap kebahagiaan bukan hanya kepada kita sendiri tapi mampu dirasakan juga oleh orang lain, maka kita telah menjadi orang yang sukses.. Artinya siapapun diri kita sekarang, pelajar, mahasiswa, guru, ibu rumah tangga biasa, bisa menjadi orang yang sukses manakala kita mampu menebar kebahagiaan kepada orang lain yang ada disekitar kita. Dan semakin kita bisa memperluas area kebahagiaan semakin sukseslah kita Baca Selengkapnya »»

Bumiayu Merindu Perpustakaan Daerah

Kehadiran Perpustakaan Daerah sudah lama dinanti masyarakat Bumiayu. Sayang, proses pembangunan gedungnya tidak selancar seperti yang diharapkan. Sudah dua tahun lebih sejak peletakan batu pertama tahun 2009, hingga kini baru selesai 80% . Bagian depan gedung sudah terlihat rapi, namun dibagian lain masih terlihat memprihatinkan. Namun, yang cukup melegakan,ratusan buku terlihat sudah siap menghuni perpustakaan. Bahkan ada diantara puluhan buku yang sudah terjejer rapi di rak-rak buku.

Dari beberapa orang yang penulis temui di lokasi gedung Perpustakaan Daerah mengatakan, gedung perpustakaan rencananya akan diresmikan pada tanggal 9 Februari yang lalu oleh pejabat PEMDA yang terkait. Namun entah karena apa, hingga penulis datang ke lokasi, belum ada kejelasan kapan Perpustakaan Daerah akan diresmikan. Sehingga secepatnya bisa difungsikan untuk masyarakat Bumiayu yang telah sekian lama menanti kehadiran sebuah Perpustakaan.

Gedung Perpustakaan Daerah tersebut menempati lokasi yang sangat strategis dan mudah diakses oleh siapa dan dari mana saja. Terletak tepat di jantung kota Bumiayu, sebelah timur gedung eks-kawedanan Bumiayu, yang sekarang dialihfungsikan sebagai gedung pertemuan. Tidak jauh dari lokasi, berdiri dua sekolah Taman Kanak-Kanak dan gedung perkantoran milik pemerintah yakni Puskesmas Bumiayu, Kantor tempat pembayaran tarif listrik untuk wilayah Bumiayu dan sekitarnya. Bagaimanapun juga sebuah Perpustakaan Daerah akan menjadi masalah , bila lokasi perpustaakaan sulit dijangkau oleh masyarakat. Apalagi bila tidak didukung kelancaran akses menuju kesana.


Kehadiran Perpustakaan Daerah di Bumiayu tersebut, sangat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya, dan masyarakat pelajar pada khususnya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban masyarakat Bumiayu untuk ikut serta berperan aktif nantinya dalam mengelola keberadaan Perpustakaan Daerah. Sehingga keberadaannya mampu meningkatkan minat baca masyarakat terutama untuk kalangan remaja, anak-anak, pelajar, dan juga guru. Pada akhirnya dapat menunjukkan eksistensi masyarakat Bumiayu di mata daerah lainnya.

Pada dasarnya fungsi perpustakaan itu sendiri tidak hanya sebagai tempat peminjaman buku semata tetapi juga berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan masyarakat. Tentunya rekreasi yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk mencari ilmu.

Tujuan didirikan perpustakaan seperti yang terdapat dalam pasal 4 BAB I Undang Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007, tujuan utama perpustakaan yaitu dapat memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu peran pemerintah daerah sebagai fasilitator berdirinya Perpustakaan Daerah harus benar-benar dapat memberikan dukungan bagi keberadaan Perpustakaan Daerah ini, seperti yang tercantum dalam pasal 8 Bab. I (UU No.43 /2007) yaitu, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban: menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah, menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di wilayah masing-masing, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan, memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah.

Pemerintah daerah diharapkan bisa merangkul para penggerak literasi yang ada di masyarakat. Ide kreatif mereka bisa tersalurkan untuk membantu pengembangan Perpustakaan Daerah. Keengganan masyarakat berkunjung ke perpustakaan sering berawal dari koleksi buku yang tidak lengkap, buku-buku yang tidak menarik dan layanan yang “itu-itu saja”. Jika ada terobosan baru, tentu masyarakat akan menyambut gembira.
Misalnya pihak pengelola Perpustakaan Daerah selalu mengupdate judul-judul buku yang tersedia. Dan selalu menambah jumlah koleksi bukunya. Dan yang lebih penting lagi, di jaman era globalisasi sekarang ini, di mana internet melanda banyak tempat di Indonesia, sehingga internet sudah bukan hal aneh lagi untuk mereka, maka keberadaan perpustakan berbasis internet sudah merupakan keharusan. Ya, sangat urgen menyediakan fasilitas internet gratis untuk anggotanya itu sendiri. Dengan fasilitas tersebut diharapkan bisa menjadi magnet tersendiri, terutama kalangan remaja dan anak-anak usia sekolah, tertarik berkunjung ke perpustakaan. Meskipun tujuan awal hanya nge-net, lantaran tiap hari lihat buku, dan menyaksikan banyak orang asyik membaca buku, mereka akhirnya akan ikut-ikutan pula membaca. Dan pada akhirnya menjadi pengunjung setia Perpustakaan.
Anita Triana, SE. Alumnus UGM; Ibu Rumah Tangga; Menetap di Bumiayu Baca Selengkapnya »»

Selasa, 05 April 2011

Surat Terbuka untuk Leutika

Surat Terbuka Untuk Leutika


11 April satu tahun yang lalu.
Adalah tanggal dimana aku mulai mengenal namamu. Saat itu, seorang penulis bernama Jazimah Al-Muhyi men-tag dalam sebuah catatan yang diikutkan dalam lomba menulis yang diadakan olehmu. Dlam rangka ulang tahunmu yang pertama. Tema lomba waktu itu adalah “Ucap Tulusku Untuk Leutika”.Saat itu jam di dinding kamarku menunjukkan pukul 10, berarti hanya tersisa waktu dua jam.

Namun cinta pada pandangan pertama dariku kepadamu, tak mampu mencegahku untuk mengikuti even lomba tersebut. Ya, detik itu juga aku mencoba menulis sebuah ungkapan dan harapanku di hari ulang tahunmu yang pertama tersebut. Aku berhasil menyelesaikan tulisan dan langsung aku posting di facebook di detik terakhir penutupan lomba. Sayangnya aku tak berhasil men-tag kamu, karena ternyata permintaan pertemananku yang kukirim belum kamu konfirm. Hiks, rasa sedih menghampiriku.

Keesokan hari, kamu baru mengkofirm pertemanan dariku. Sedihku lenyap berganti bahagia. Meski aku gagal mengikuti even berhargamu yang berakhir semalam, namun sungguh, mengenalmu adalah hal terindah dalam hidupku. Kamulah penerbit pertama yang kukenal dalam perjalananku mengenal dunia baru penuh kata. Dunia kepenulisan yang baru aku masuki dalam beberapa bulan sebelumnya.

Leutika namamu. Sebuah nama yang cantik, unik tapi sangat menarik. Slogan yang kubaca ketika aku mengintip profile adalah BUKAN PENERBIT BIASA Read.write.Inspire. Kamu ingin menyalakan obor di hati setiap orang, untuk gemar membaca, menulis dan mengispirasi. Memberi semangat untuk penulis pemula sepertiku yang sedang berjuang, untuk member warna dalam hidupku dengan menulis.

Nyata adanya. Semakin mengenalmu semakin mencintamu, semakin mencintai baca tulis pula. Betapa tidak? Seiring berjalan bersamamu, engkau selalu hadir dalam kejutan-kejutan yang indah yang engkau tawarkan. Dalam hati, aku berdecak kagum dengan semangat kreativitasmu yang membara. Berbagai ajang lomba yang kamu tawarkan, berbagai pelayanan yang kamu berikan, ‘nyata’ sangat memanjakan. - Layanan serta kemudahan yang kamu berikan membuka impian kami semua menjadi nyata.
Leutika sayang

Dua tahun usiamu di bulan April ini. Namun, mengamati perjalananmu sepertinya kau layak mendapatkan acungan jempol. Selalu memberikan sarana kepada para leutikans untuk berkarya dan terus berkarya. Kau selalu menggelindingkan virus membaca dan menulis,untuk leutikas khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menulis itu biasa, Bagus tulisannya Biasa tapi menjadi adalah biasa menulis. Dan aku ingin menjadi ‘luar biasa’ karena biasa menulis. Karenamu, bersamamu aku akan selalu menulis.
Aku ingin berkarya lewat tulisan, aku ingin berarti dalam hidupku. Dan aku yakin aku akan mendapatkan semuanya bersamamu. Bersama dengan leutikans lainnya.
Semoga usahamu untuk menjadi penerbit yang leutik/ 'cantik' akan terwujud. Leutik di hati semua 'leutikans', baik yang baru menapak di dunia kepenulisan maupun yang sudah 'ahli'nya. Yang pasti di hati semua sahabat yang baru mengenal Leutika. Semoga...mampu menjadi panduan penerbit di Indonesia demi suksesnya dunia' baca' di Indonesia.

Dan menjadi temanmu adalah indah. Karena bersamamu, menjadi ‘daya hidup’ dan sumber energi yang membuat aku selalu bergerak dan berjalan terus ke depan. Meskipun aku yang sekarang, belum sehebat orang lain, namun aku tahu bahwa aku yang sekarang adalah aku yang lebih baik dari aku sebelumnya. Karena aku telah menempuh prosesnya bersamamu, Leutika.

Terima kasih Leutika, kamu begitu mengena di hati. Harapanku di ulang tahunmu yang kedua ini, kamu akan terus menerangi dunia kepenulisan Tanah Air.

Selamat Ulang Tahun Leutika
Semakin Jaya
Semakin Gemilang
Terangi terus Dunia Baca Tulis dengan kiprahmu...! Baca Selengkapnya »»