Sabtu, 19 Juni 2010

CANTIK CARAKU

CANTIK
Ketika jiwa kita dapat bersikap
Lebih baik dari waktu ke waktu,
CANTIK
Ketika kita mampu berbuat yang terbaik yang kita bisa,
CANTIK
Ketika kita mampu
mengatasi setiap masalah yang menghadang
Dan yang paling utama dari semua
CANTIK
Tatkala hati dan jiwa kita
mampu mensyukuri semua karunia ILAHI

Dan akan lebih menjadi CANTIK
ketika kita mampu mengarirfi kehidupan
yang ada di sekitar kita Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 12 Juni 2010

Ibuku Pejuang Sepanjang Masa

Ibuku, Pejuang Sepanjang Masa

" Dan kami tetapkan kepada manusia untuk berbakti kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula, serta mengandungnya dan menyapihnya dalam 30 tahun. (Q.S. Ahqaaf ayat 15)

Malam ini Ibu, dalam derai air mata, dalam haru biru senandung lagu ' Ummi' dari Sulis dan Haddad Alwi , hatiku begitu membuncah ingin menulis untaian kata untukmu..tentang dirimu...tentang hidupmu...tentang air matamu..tentang tetes air keringat sucimu...yang tertumpah di sepanjang jalan kehidupanmu, Ummi.


Ummi...Ummi...Ummi...Ummi.....
Ummi ya lahnan a'syaqohu
wanasyidan dauman ansyuduhu
Fikulli makanin adzkuruhu, wa-azhollu uroddiduhu
Ummi yaa ruuhi wa-hayati, yaa bahjata nafsi wamunaati
Unsi filhadhiri wal-ati
Bilbirri laki wal-ihsaani
Ismuki manquusyun fi qolbi
Huubuki yahdini fi darbi
wadu a-i yahfazhuki robbiy
..............................................
..............................................
Ummi, Ibuku tersayang,
Hampir 18 tahun sudah, anak perempuanmu ini menjadi seorang istri sekaligus menjadi seorang ibu. Namun, ternyata aku telah kalah. Kalah pada janjiku untuk bisa setangguh dirimu. Dan kalah dari dirimu, aku belum bisa menjadi seorang ibu sebaik dan sekuat seperti dirimu.
Di usiamu yang sudah lewat paroh baya, sisa-sisa kecantikanmu masih nampak jelas terlukis di wajah anggunmu. Di usiamu yang terus beranjak, dan umur yang semakin berkurang, kau tetap tegar menapak di bumi Allah ini.

Aku menyaksikan dirimu masih perkasa,sangat perkasa dan sungguh perkasa.
Meski yang aku tahu, di sepanjang hidupmu, di sepanjang hari-harimu selama ini, hidupmu tak pernah lepas dari ujian-ujian-Nya datang silih berganti. Bermacam 'Rasa Hidup' telah kau rasakan. Pahit, getir, pahit sepahit empedu bahkan berdarah-darah, pernah singgah di hidupmu. Namun dirimu kuat sangat kuat. Engkau sabar, dirimu tabah menghadapi semuanya. Kuncinya hanya satu, sabar dan solat,sabar dan solat, sabar dan solat.

Pukul 03.00 dini hari, kala orang lain masih lelap ditidurnya, kau sudah bangun,untuk tunaikan rutinitas sholat tahajudmu, untuk menghadapNya..sekedar mengurai benang-benang kusut yang menimpamu...aku tahu, curhatmu keluh kesahmu hanya kau tujukan pada-Nya. Engkau selalu berkata bahwa, Hanya kepada Allah SWT, tempat kita bergantung segala sesuatunya, dan hanya kepada-Nya kita mohon pertolongan-Nya. Itu yang selalu kau tanamkan dan contohkan kepada kami anak-anakmu.
Selanjutnya...Kau tadarus membaca ayat-ayat cinta-NYA.. hingga waktu subuh.
kau ambil air wudhu dan bergegas ke masjid untuk sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat, engkau kembali menyingsingkan lengan baju, bersiap mencuci, memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

Ibu...Engkau sungguh wanita perkasa..
Ketika dhuha merangkak, engkau berangkat ke pasar menyusul bapak yang sudah berangkat terlebih dahulu mencari nafkah. Engkau sedekahkan waktumu, tenagamu, pikiranmu, untuk membantu bapak mencari rizki Allah..setelah sebelumnya..kaupun menyempatkan untuk solat dhuha, memohon rizki dan keselamatan dari-Nya. Sengatan terik sang mentari kala siang hari tak kau hiraukan, air hujan yang maha deras yang Allah turunkan dari langit...sudah terbiasa menyapamu, mengguyur tubuh 'mungil'mu. Bertahun-bertahun...ya, itu sudah kau jalani bertahun-tahun..dari mulai anak-anakmu masih kecil...hingga kini...anakmu sudah dewasa...menjadi ibu..kau masih saja, setia menemani bapak menggapai rizki-Nya. Hidup adalah kerja, Hidup adalah bergerak, Hidup adalah berusaha..itu prinsipmu.

Ibu, menulis tentang dirimu seperti menghadirkan sosok Oshin di depan mata. Tokoh perempuan dari negeri matahari terbit (Jepang) , tokoh perempuan utama dalam dalam serial itu, sungguh perkasa. Sejak kecil hingga menjadi seorang nenek, hidupnya teramat keras. Masalah demi masalah, kesulitan - demi kesulitan ia hadapi, tapi pada akhirnya semua orang harus mengakui bahwa ia adalah pejuang tangguh. Oshin selalu mampu menaklukkan tantangan dan badai yang menghadang. Serial itu sekarang ditayangkan ulang disalah satu stasiun televisi

Ibu... Engkaulah Oshin itu, engkaulah perempuan paling berharga dalam hidupku..
Engkaulah perempuan tertangguh dalam hidupku.
Ibu, kapan engkau merasa lelah…kapan dirimu berhenti sejenak untuk beristirahat..? sering aku ingin bertanya itu. Namun, tanpa beliau pernah menjawabnya, aku sudah tahu bahwa istirahat itu hanya berarti satu kata; Kematian. Saya tahu pasti, selama hayat masih dikandung badan, dirimu akan tetap berjuang
Baca Selengkapnya »»

Mari Sayangi Ibu 2

Mari, Sayangi Ibu (2)


Proses melahirkan, sedikit banyak memang menuntut pengorbanan seorang ibu. Apakah itu pengorbanan untuk menahan sakit, pengorbanan emosi, tenaga bahkan nyawa sekalipun. Tetapi keikhlasan seorang ibu...tiada duanya. Inilah perjalanan anak manusia dari mula segumpal darah ( Mari Sayangi Ibu 1 ) sampai menjadi manusia sempurna, bayi mungil nan lucu.

Anakku sayang..
Berbilang detik, berbilang menit, jam, hari, pekan dan bulanpun berlalu...
Sampai memasuki minggu ke 32, kau berada dalam kehangatan rahim ibu..ibu terus tetap menjagamu..Dengan doa-doa yang terus mengalir, disetiap hela nafas ibu..
Kaupun tumbuh semakin besar, semakin memenuhi seluruh ruang perut ibu, dalam kehangatan sang rahim.

Anakku, sejak usiamu memasuki minggu 24 dalam perut ibu, kau sudah mulai membalikkan badanmu.Artinya, kau sudah mulai berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu..Allah menghendakimu harus keluar dari perut ibu. Minggu demi minggupun berlalu, ternyata kau masih suka dalam rahim ibu.
Kau tahu sayang..
Ibupun semakin payah dan payah...membawamu..kemana ibu melangkah. Berjalan saja..ibu tak bisa selincah dulu. Tidur..? Tak bisa lelap. Kenapa? Ya, karena kakimu tak henti menendang perut ibu. Siku tangan mungilmu, seakan ingin menggapai ibu. Begitu polahmu dalam perut ibu sepanjang hari, sepanjang waktu, tidak perduli siang dan malam.

Minggu ke 30, minggu ke 32, 34, 38..Kurang lebih 9 bulan 10 hari. Batas kontrakmu di perut ibu habis. Tiba waktunya, kau melihat dunia. Kaupun mulai mempersiapkan diri untuk keluar dari perut ibu. Kepalamu mengambil posisi di bawah, kau siap meluncur keluar untuk melihat dunia luar yang luas, dunia baru..bumi Allah.
Anakku sayang..Inilah..akhir masa tinggalmu di perut ibu, dalam kehangatan rahim ibu. Kau harus keluar hari ini ..Tapi, tunggu dulu, sabar ya...Ibu bantu kau keluar, ya..tentunya dengan bantuan seorang ibu Bidan juga..Dan Ayahmu pun..setia,mendampingi ibu, untuk memberi dukungan, semangat lahir batin..

Dinding-dinding rahim ibu, mulai bergetar halus..meremas tubuhmu..mendorong tubuhmu keluar. Inilah saat-saat seorang ibu bertaruh nyawa. Sekuat tenaga... seluruh nafas.... ibu membantumu supaya bisa cepat keluar. Rasa sakit yang teramat sakit...Rasa lelah teramat lelah tidak ibu hiraukan. Ibu tahan, ibu terus mengumandang ayat-ayat cinta-NYA..memohon pertolongan-NYA. Agar kau selamat...ibu juga selamat..

Alkhamdulillah…….. kepalamu, pundakmu, tanganmu, kakimu..tubuhmu..semuanya, akhirnya dirimu berhasil keluar dari perut ibu...sempurna.
Kaupun menangis sekeras-kerasnya. Mungkin hawa dingin yang mengagetkanmu...mungkin juga suara kebahagiaan ibu, untuk segera mendekap dan memelukmu.Sayang..tapi kaupun mesti dibersihkan terlebih dahulu, dari darah yang masih menempel di tubuhmu.

Subhanallah..Allahu Akbar...Alkhamdulillah. Ibu dan ayahmu tak henti-henti bertasbih, bertakbir dan bertahmid..menyambut kehadiranmu di bumi Allah ini. Menyambut amanat dari Allah dengan suka dan cita. Selanjutnya tugas ayahmulah..mengumandangkan azan di telinga kananmu dan iqomah di telinga kirimu. Dan kaupun merasakan hangat kembali dalam dekapan ibu..dalam pelukan ibu. Dengan gesit seakan sudah tahu betul, ada sumber makanan telah siap sedia menunggumu. Hap..! Kau mengisap air susu ibu untuk pertama kalinya...Subhanallah..

Assalamualaikum sayang...
Selamat datang di bumi Allah..
Engkaulah hadiah istimewa buat ayah dan ibu

Assalamualaikum sayang...
Selamat datang...di tengah orang-orang yang mencintaimu dan menyayangimu..
Baca Selengkapnya »»

Mari Sayangi Ibu 1

Mari Sayangi Ibu 1

Ibu,.
Kaulah gua teduh..
Tempatku bertapa sekian lama..
Kaulah kawah...
Dari mana aku meluncur dengan perkasa..
Kaulah bumi...
Yang tergetar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa..
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam..
Mata air yang tak berhenti mengalir..
Membasahi dagaku..
Telaga tempatku bermain...
Berenang dan menyelam...
Kaulah Ibu, laut dan langit...
Yang menjaga horisonku...
Kaulah ibu, mentari dan rembulan...
Yang mengawal perjalananku...
Mencari jejak sorga di telapak kakimu...

Tuhan aku bersaksi...
Ibuku telah menyampaikan amanah-Mu..
Menyampaikan kasih sayang-Mu..
Maka kasihanilah ibu seperti Kau ..
Mengasihi kekasih-kekasih-Mu ..
Amin...

( oleh: Ma'ruf Ma'sum dalam bukunya; PISS Panduan Istri Suami yang Shaleh)


Bismillahir Rahmanir Rahiim...
(Q.S.As-Sajdah ayat 7-8)
.”Dia yang membuat segala sesuatu yang, Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (airmani)”

Anak-anakku, inilah perjalanan hadirmu di bumi Allah...:

Anakku sayang...
Sungguh...ibu tak pernah tahu...kapan pastinya engkau mulai ada. Saat ketika kamu ditunjuk sebagai calon penghuni bumi Allah, sebagai makhluk Allah..
Saat itu, saat hari pertama kau mulai terbentuk kau mulai disibukkan dengan kegiatan membelah sel. 30 jam pertama, tubuhmu sudah harus terbagi dua, dan 20 jam kemudian tubuhmu harus sudah menjadi empat bagian...

Kemudian hari kedua..
Saat sel-sel tubuhmu sempurna terbagi empat, kaupun menyusuri saluran telur, saluran nan gelap menuju satu tempat kokoh dalam perut ibu..Rahim namanya. Di situlah selanjutnya kamu nanti akan tinggal selama 9 bulan kedepan. Dan sekali lagi hanya karena kuasa-Nyalah kamupun menempel erat pada diding rahim ibu. Maafkan ibu... Saat-saat seperti inipun... ibu, belum merasakan kehadiranmu..

Minggu kedelapan;
Adalah saat kau telah berhasil melekatkan diri pada dinding rahim ibu, saat antara kita mulai terhubungkan oleh tali pusar, Saat kau mulai mendapat zat-zat makanan dan oksigen dari aliran darah ibu yang mengalir keseluruh tubuhmu..
Saat itu, kau mulai sibuk mengatur pembagian sel tubuhmu menjadi bagian organ-organ tubuh tertentu.
Saat-saat itulah atas izin Allah kau mulai menjelma menjadi tubuh sempurna. Tangan, kaki, mata , telinga, otak, paru-paru dan sebagainya.
Meski saat itu, kau masih sangat kecil, tapi ibu sudah mulai merasakan kehadiranmu..
Detak jantung mungilmu...seirama dengan detak jantung bunda.

(Q. As-Sadjah ayat 9);
..Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya roh (ciptaan)NYA dan Dia menjadikan bagi kamu pendengarannya, penglihatannya dan hati ; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur..


Minggu kesepuluh :
Kehadiranmu di rahim ibu, sudah cukup besar untuk ibu rasakan, yah karena bentuk badanmu sudah hampir sempurna seluruhnya.
Perut ibupun sudah mulai membesar...
Pabrik Asi ibupun, sudah ikut mempersiapkan membuat bekal makanan super gizi, super suci dan super bagus untukmu kelak..

.Karena ada hormon-hormon tertentu yang hadir bersamaan dengan kehadiranmu, membuat ibu mudah meriang, masuk angin, mual-mual..terkadang muntah tanpa tahu sebabnya…Orang bilang itu ‘ngidam’ namanya.
Kadang perasaan malas, ogah-ogahan, suntuk.. mendera ibu, perasaan senstif dan mudah tersinggung juga tak jarang menyerang ibu..Perasaan ingin selalu disayang, di perhatikan oleh ayahmu, tiba-tiba seringkali muncul di hati ibu.
kamu tahu anakku…seiring bertambah usia dirimu di rahim, ibu merasa menjadi lemah dan berat saja ibu berjalan.

Q.S. Ahqaaf ayat 15 :
”..Dan kami tetapkan kepada manusia untuk berbakti kepada ibu bapaknya..ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah...”

Tapi jangan khawatir, anakku..
Meski ibu agak tersiksa dengan masa-masa ini, tapi hati ibu bahagia sekali...sangat bahagia dengan kehadiranmu..begitupun ayahmu. Ya, kau pasti bisa merasakan lewat getaran aliran darah yang mengalir di seluruh tubuhmu..Dan kaupun pasti tahu..Ayahmu, senatiasa memberi sapaan sayang.. setiap kali ia membelai perut ibu, itu berarti ia sedang membelaimu pula..
Mencium perut bunda, berarti menciummu pula...Membisikkan hal-hal terindah..doa-doa yang baik untukmu sayang...

Minggu kesebelas..
Seluruh anggota tubuhmu sudah lengkap. Terbentuk sempurna kamu tinggal melanjutkan pertumbuhanmu, dalam rahim ibu yang hangat. Jangan khawatir sayang, ibu selalu memeriksakan kehadiranmu pada seorang bidan langganan ibu. Sehingga ibu selalu tahu pasti keberadaanmu, umurmu, berat badanmu, kondisi kesehatanmu..

Anakku sayang...
Tak pernah lelah ibu menjagamu..Dengan sangat hati-hati..Ibu selalu memperhatikan setiap makanan dan minuman yang masuk keperut ibu.
Karena ibu tahu, segala yang ibu makan akan mempengaruhi perkembangan tubuh, otak, dan kejiwaanmu..Imanmu juga..
Ibu berharap sekali, kelak jika kamu sudah menjadi makhluk di bumi Allah, kamu menjadi seorang anak yang baik, anak yang sholehh dan sholehah, cerdas dunia akherat..
Baca Selengkapnya »»

17 Tahun Usiamu

17 Tahun Yang Lalu

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah…”(Q.S-Alaq)

Anakku tercinta...
Segumpal darah itu mula dirimu, Nak...
Lalu 9 bulan penuh bertapa dalam gua teduh bunda..
bernama rahim yang sangat kuat... (karena yang maha kuat kan hanya Allah :-) )
Yang melindungimu dari berjuta ancaman ..

Detak jantung bunda adalah detak jantungmu..
Darahmu mengalir senada aliran darah bunda...
Kau tumbuh dan terus tumbuh karena sari pati makanan bunda..
Yang menjadikanmu kuat...dan kuat...
Untuk kemudian meluncur perkasa dari lautan kawah bunda...
Di hari yang telah tertulis di suratan taqdirmu...

Anakku sayang, putri kecilku yang ayu..
16 Maret.... 17 tahun yang lalu..
Itu hari pertama bunda menjadi seorang ibu..
17 tahun yang lalu...di bulan suci Ramadhan..
Saat Allah limpahkan hadiah terbaik..
Saat bunda merasa menjadi perempuan seutuhnya...
Saat dirimu hadir di bumi Allah ...
Dan itu 17 tahun yang lalu..

Subhanallah...Alhamdulillah..Allahu Akbar...
Karunia-Mu Ya Allah..sungguh tak ternilai untuk hamba...
Mampu menjadi sumber dari segala sumber Kekuatan...
Saat hati sedang lemah dan linglung mencari pegangan...
Mampu menjadi sumber dari semua keceriaan...
Saat hati diam-diam menangis...

Saat ujian demi ujian dari-Mu mengguncang jiwa..
Saat sayap terkoyak karena angin badai..
Saat ombak-ombak samudera menggoncang...
Biduk Perahu layar kehidupan..
Saat nahkoda sedang tak pasti dengan arah kompas di tengah samudera..
Saat itulah, anakku menjadi arah cahaya mata..
Malaikat kecil peyejuk hati....
Baca Selengkapnya »»

Hidup Begitu Indah

HIDUP BEGITU INDAH

Catatan Renungan Keseharian
Seorang Bunda

Anita Ba’daturrohman

Pengantar

Alhamdulillah. Allah memang Maha kasih. Setiap pagi, kala hari baru dilahirkan oleh Sang Pencipta, maka ia akan berseru pada seluruh penghuni langit dan bumi : “ Aku adalah hari yang baru, tempat engkau berlomba mengambil manfaat dariku guna bekal di hari akhir. Ambillah sebesar-besarnya manfaat dari kehadiranku, karena sesungguhnya aku tak akan pernah kembali.” Karenanya kala membuka mata di subuh yang senyap setelah menitipkan jiwa sejenak pada pemilik-Nya, bersyukurlah bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk merenda harapan.

“Harapan, cita-cita dan keinginan tidak akan terwujud tanpa diawali dengan perbuatan”. Sepenggal kalimat tersebut telah memacu keinginan saya untuk menulis sebuah buku,. Diawali rasa iri (mudah-mudahan ini ‘iri’ yang diperbolehkan) yang melanda hati melihat perempuan-perempuan lain mampu berkarya dan produktif dibidangnya masing-masing. Sayapun terpacu dan terobsesi untuk bisa seperti mereka.

Benar saya seorang ibu rumahtangga, tapi saya bercita-cita menjadi ibu harapan bagi semua. Menjadi ibu harapan anak-anak, harapan suami, harapan umat, dan harapan Allah. Benar-benar menjadi ibu yang diidamkan. Namun semua ini masih membutuhkan kegigihan dan proses yang lebih banyak lagi. Saya harus berjuang memperbaiki diri dengan lebih bersungguh-sungguh untuk layak meraih harapan tersebut..

Hampir 20 tahun saya menikah. Kemudian menjadi ibu. Dan saya tetap menjadi perempuan. Di luar negeri, ketika anak-anak besar, para ibunya bisa menjadi penulis buku. Kenapa saya tidak? Saya pun harus bisa dan pasti bisa. Merenda harapan, betapapun kecilnya adalah ‘oase’ yang mampu melahirkan kekuatan untuk tidak menyerah pada keputus-asaan dan kesia-siaan. Buku ini merekam perjalanan saya sebagai perempuan, sebagai istri dan ibu dari tiga orang anak. Pengalaman, peneropongan, dialog hati, obrolan-obrolan ringan bersama perempuan-perempuan lain. Tentang kekecewaan, kemarahan, kesedihan, ketegaran, kekuatan atau bahkan keputus-asaan mereka dalam menjalani hidup. Seperti kata sahabat saya (Jazimah Al-Muhyi) bahwa menjadi penulis bukan hanya sebagai perangkai kata, tapi pemberi saksi kehidupan yang diresapi.

“HIDUP BEGITU INDAH”.merupakan.hasil perenungan keseharian saya sebagai ibu rumahtangga dalam menyikapi bertabur peristiwa disekitar saya. Ibu adalah sosok perempuan lembut, penuh kasih, penuh maaf, penuh perlindungan dan rela mengobankan apa saja termasuk nyawa. Sosok ibu adalah sosok yang agung dan mulia.
“HIDUP BEGITU INDAH’ apabila kaum wanita menghormati, menghargai dirinya sendiri. Tidak benar jika ada anggapan bahwa aturan Islam membatasi dan mengekang wanita. Kehadiran Islam justru merupakan pembelaan terhadap kaum wanita. Allah begitu menyayangi wanita.
“HIDUP BEGITU INDAH’ jika hak anak tumbuh kembang kita penuhi dengan sebaik-baiknya. “HIDUP BEGITU INDAH” jika ada hubungan timbal balik yang baik antara pasangan suami istri, saling bersinergi, saling mendukung, saling menerima dan memberi serta saling melengkapi kekurangan masing-masing dengan cinta.
:HIDUP BEGITU INDAH” apabila setiap orang menjadikan pengalaman hidup yang menimpa siapa saja, seperti intan dan mutiara , semakin digosok semakin indah dan cemerlang, sehingga bisa mencerahkan hidupnya..

Catatan –catatan yang ada di buku ini ,diharapkan bisa membawa pembaca pada kesiapan yang lebih baik,.pada saat kita mendapat pengalaman yang serupa. Bukankan ujian itu Allah pergilirkan pada hamba-hamba-Nya?

Boleh jadi hidup kita penuh ujian, karena hidup itu hakikatnya adalah Ujian, namun sepanjang hati kita tidak terbebani kita bisa bahagia. Ya, HIDUP BEGITU INDAH apabila kita mampu bersikap lebih baik dari waktu ke waktu. Ketika kita mampu berbuat yang terbaik untuk mengatasi masalah, mampu mensyukuri karunia Ilahi dan mampu mengarifi kehidupan yang kita jalani.


Ya, Hidup Begitu Indah…Sepanjang hati kita bahagia…
Baca Selengkapnya »»