Sabtu, 12 Juni 2010

Mari Sayangi Ibu 2

Mari, Sayangi Ibu (2)


Proses melahirkan, sedikit banyak memang menuntut pengorbanan seorang ibu. Apakah itu pengorbanan untuk menahan sakit, pengorbanan emosi, tenaga bahkan nyawa sekalipun. Tetapi keikhlasan seorang ibu...tiada duanya. Inilah perjalanan anak manusia dari mula segumpal darah ( Mari Sayangi Ibu 1 ) sampai menjadi manusia sempurna, bayi mungil nan lucu.

Anakku sayang..
Berbilang detik, berbilang menit, jam, hari, pekan dan bulanpun berlalu...
Sampai memasuki minggu ke 32, kau berada dalam kehangatan rahim ibu..ibu terus tetap menjagamu..Dengan doa-doa yang terus mengalir, disetiap hela nafas ibu..
Kaupun tumbuh semakin besar, semakin memenuhi seluruh ruang perut ibu, dalam kehangatan sang rahim.


Anakku, sejak usiamu memasuki minggu 24 dalam perut ibu, kau sudah mulai membalikkan badanmu.Artinya, kau sudah mulai berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu..Allah menghendakimu harus keluar dari perut ibu. Minggu demi minggupun berlalu, ternyata kau masih suka dalam rahim ibu.
Kau tahu sayang..
Ibupun semakin payah dan payah...membawamu..kemana ibu melangkah. Berjalan saja..ibu tak bisa selincah dulu. Tidur..? Tak bisa lelap. Kenapa? Ya, karena kakimu tak henti menendang perut ibu. Siku tangan mungilmu, seakan ingin menggapai ibu. Begitu polahmu dalam perut ibu sepanjang hari, sepanjang waktu, tidak perduli siang dan malam.

Minggu ke 30, minggu ke 32, 34, 38..Kurang lebih 9 bulan 10 hari. Batas kontrakmu di perut ibu habis. Tiba waktunya, kau melihat dunia. Kaupun mulai mempersiapkan diri untuk keluar dari perut ibu. Kepalamu mengambil posisi di bawah, kau siap meluncur keluar untuk melihat dunia luar yang luas, dunia baru..bumi Allah.
Anakku sayang..Inilah..akhir masa tinggalmu di perut ibu, dalam kehangatan rahim ibu. Kau harus keluar hari ini ..Tapi, tunggu dulu, sabar ya...Ibu bantu kau keluar, ya..tentunya dengan bantuan seorang ibu Bidan juga..Dan Ayahmu pun..setia,mendampingi ibu, untuk memberi dukungan, semangat lahir batin..

Dinding-dinding rahim ibu, mulai bergetar halus..meremas tubuhmu..mendorong tubuhmu keluar. Inilah saat-saat seorang ibu bertaruh nyawa. Sekuat tenaga... seluruh nafas.... ibu membantumu supaya bisa cepat keluar. Rasa sakit yang teramat sakit...Rasa lelah teramat lelah tidak ibu hiraukan. Ibu tahan, ibu terus mengumandang ayat-ayat cinta-NYA..memohon pertolongan-NYA. Agar kau selamat...ibu juga selamat..

Alkhamdulillah…….. kepalamu, pundakmu, tanganmu, kakimu..tubuhmu..semuanya, akhirnya dirimu berhasil keluar dari perut ibu...sempurna.
Kaupun menangis sekeras-kerasnya. Mungkin hawa dingin yang mengagetkanmu...mungkin juga suara kebahagiaan ibu, untuk segera mendekap dan memelukmu.Sayang..tapi kaupun mesti dibersihkan terlebih dahulu, dari darah yang masih menempel di tubuhmu.

Subhanallah..Allahu Akbar...Alkhamdulillah. Ibu dan ayahmu tak henti-henti bertasbih, bertakbir dan bertahmid..menyambut kehadiranmu di bumi Allah ini. Menyambut amanat dari Allah dengan suka dan cita. Selanjutnya tugas ayahmulah..mengumandangkan azan di telinga kananmu dan iqomah di telinga kirimu. Dan kaupun merasakan hangat kembali dalam dekapan ibu..dalam pelukan ibu. Dengan gesit seakan sudah tahu betul, ada sumber makanan telah siap sedia menunggumu. Hap..! Kau mengisap air susu ibu untuk pertama kalinya...Subhanallah..

Assalamualaikum sayang...
Selamat datang di bumi Allah..
Engkaulah hadiah istimewa buat ayah dan ibu

Assalamualaikum sayang...
Selamat datang...di tengah orang-orang yang mencintaimu dan menyayangimu..

0 komentar:

Posting Komentar