Sabtu, 12 Juni 2010

Ibuku Pejuang Sepanjang Masa

Ibuku, Pejuang Sepanjang Masa

" Dan kami tetapkan kepada manusia untuk berbakti kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula, serta mengandungnya dan menyapihnya dalam 30 tahun. (Q.S. Ahqaaf ayat 15)

Malam ini Ibu, dalam derai air mata, dalam haru biru senandung lagu ' Ummi' dari Sulis dan Haddad Alwi , hatiku begitu membuncah ingin menulis untaian kata untukmu..tentang dirimu...tentang hidupmu...tentang air matamu..tentang tetes air keringat sucimu...yang tertumpah di sepanjang jalan kehidupanmu, Ummi.


Ummi...Ummi...Ummi...Ummi.....
Ummi ya lahnan a'syaqohu
wanasyidan dauman ansyuduhu
Fikulli makanin adzkuruhu, wa-azhollu uroddiduhu
Ummi yaa ruuhi wa-hayati, yaa bahjata nafsi wamunaati
Unsi filhadhiri wal-ati
Bilbirri laki wal-ihsaani
Ismuki manquusyun fi qolbi
Huubuki yahdini fi darbi
wadu a-i yahfazhuki robbiy
..............................................
..............................................
Ummi, Ibuku tersayang,
Hampir 18 tahun sudah, anak perempuanmu ini menjadi seorang istri sekaligus menjadi seorang ibu. Namun, ternyata aku telah kalah. Kalah pada janjiku untuk bisa setangguh dirimu. Dan kalah dari dirimu, aku belum bisa menjadi seorang ibu sebaik dan sekuat seperti dirimu.
Di usiamu yang sudah lewat paroh baya, sisa-sisa kecantikanmu masih nampak jelas terlukis di wajah anggunmu. Di usiamu yang terus beranjak, dan umur yang semakin berkurang, kau tetap tegar menapak di bumi Allah ini.

Aku menyaksikan dirimu masih perkasa,sangat perkasa dan sungguh perkasa.
Meski yang aku tahu, di sepanjang hidupmu, di sepanjang hari-harimu selama ini, hidupmu tak pernah lepas dari ujian-ujian-Nya datang silih berganti. Bermacam 'Rasa Hidup' telah kau rasakan. Pahit, getir, pahit sepahit empedu bahkan berdarah-darah, pernah singgah di hidupmu. Namun dirimu kuat sangat kuat. Engkau sabar, dirimu tabah menghadapi semuanya. Kuncinya hanya satu, sabar dan solat,sabar dan solat, sabar dan solat.

Pukul 03.00 dini hari, kala orang lain masih lelap ditidurnya, kau sudah bangun,untuk tunaikan rutinitas sholat tahajudmu, untuk menghadapNya..sekedar mengurai benang-benang kusut yang menimpamu...aku tahu, curhatmu keluh kesahmu hanya kau tujukan pada-Nya. Engkau selalu berkata bahwa, Hanya kepada Allah SWT, tempat kita bergantung segala sesuatunya, dan hanya kepada-Nya kita mohon pertolongan-Nya. Itu yang selalu kau tanamkan dan contohkan kepada kami anak-anakmu.
Selanjutnya...Kau tadarus membaca ayat-ayat cinta-NYA.. hingga waktu subuh.
kau ambil air wudhu dan bergegas ke masjid untuk sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat, engkau kembali menyingsingkan lengan baju, bersiap mencuci, memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

Ibu...Engkau sungguh wanita perkasa..
Ketika dhuha merangkak, engkau berangkat ke pasar menyusul bapak yang sudah berangkat terlebih dahulu mencari nafkah. Engkau sedekahkan waktumu, tenagamu, pikiranmu, untuk membantu bapak mencari rizki Allah..setelah sebelumnya..kaupun menyempatkan untuk solat dhuha, memohon rizki dan keselamatan dari-Nya. Sengatan terik sang mentari kala siang hari tak kau hiraukan, air hujan yang maha deras yang Allah turunkan dari langit...sudah terbiasa menyapamu, mengguyur tubuh 'mungil'mu. Bertahun-bertahun...ya, itu sudah kau jalani bertahun-tahun..dari mulai anak-anakmu masih kecil...hingga kini...anakmu sudah dewasa...menjadi ibu..kau masih saja, setia menemani bapak menggapai rizki-Nya. Hidup adalah kerja, Hidup adalah bergerak, Hidup adalah berusaha..itu prinsipmu.

Ibu, menulis tentang dirimu seperti menghadirkan sosok Oshin di depan mata. Tokoh perempuan dari negeri matahari terbit (Jepang) , tokoh perempuan utama dalam dalam serial itu, sungguh perkasa. Sejak kecil hingga menjadi seorang nenek, hidupnya teramat keras. Masalah demi masalah, kesulitan - demi kesulitan ia hadapi, tapi pada akhirnya semua orang harus mengakui bahwa ia adalah pejuang tangguh. Oshin selalu mampu menaklukkan tantangan dan badai yang menghadang. Serial itu sekarang ditayangkan ulang disalah satu stasiun televisi

Ibu... Engkaulah Oshin itu, engkaulah perempuan paling berharga dalam hidupku..
Engkaulah perempuan tertangguh dalam hidupku.
Ibu, kapan engkau merasa lelah…kapan dirimu berhenti sejenak untuk beristirahat..? sering aku ingin bertanya itu. Namun, tanpa beliau pernah menjawabnya, aku sudah tahu bahwa istirahat itu hanya berarti satu kata; Kematian. Saya tahu pasti, selama hayat masih dikandung badan, dirimu akan tetap berjuang

0 komentar:

Posting Komentar